Informasiuntukumum - Dengan demikian
istilah titilaras mempunyai pengertian suatu notasi tulis, huruf, angka atau
lambang yang menunjuk pada ricikan tanda-tanda nada menurut suatu nada
tertentu. Dalam penggunaan sehari-hari istilah titi laras sering disingkat
menjadi laras.
Laras
ini mempunyai 2 macam, yaitu ada 2 jenis titilaras yaitu:
a.
Laras Slendro,
secara
umum suasana yang dihasilkan dari laras slendro
adalah
suasana yang bersifat riang, ringan, gembira dan terasa lebih ramai.
Hal
ini dibuktikan banyaknya adegan perang, perkelahian atau baris diiringi gending
laras slendro. Penggunaan laras slendro dapat memberikan kesan sebaliknya,
yaitu sendu, sedih atau romantis.
Misalnya
pada gending yang menggunakan laras slendro miring. Nada miring adalah nada
laras slendro yang secara sengaja dimainkan tidak tepat pada nada-nadanya.
Oleh
karena itu banyak adegan rindu, percintaan kangen, sedih, sendu, kematian,
merana diiringi gendhing yang berlaras slendro miring.
b.
Laras Pelog,
secara
umum menghasilkan suasana yang bersifat memberikan kesan gagah, agung, keramat
dan sakral khususnya pada permainan gendhing yang menggunakan laras pelog nem.
Oleh
karena itu banyak adegan persidangan agung yang menegangkan, adegan masuknya
seorang Raja ke sanggar pamelegan (tempat pemujaan).
adegan
marah, adegan yang menyatakan sakit hati atau adegan yang menyatakan dendam
diiringi gendhing-gendhing laras pelog.
Tetapi
pada permainan nada-nada tertentu laras pelog dapat juga memberi kesan gembira,
ringan dan semarak. misalnya pada gendhing yang dimainkan pada laras pelog
barang.
Laras
pentatonik yaitu susunan nadanya tidak hanya mempunyai jarak 1 dan ½, tetapi
juga Titilaras yang ada antara lain :
1.
Titilaras kepatihan,
dibuat
tahun (1910) oleh Kanjeng R.M Haryo Wreksadiningrat di Keraton Surakarta.
2.
Titilaras ding-dong,
dibuat
oleh pegawai di Singhamandawa 896 M tidak berupa angka tapi berupa lambang :
/dong, deng, dung, dang, ding yang digunakan untuk mencatat dan mempelajari
gamelan Bali.
3.
Titilaras daminatilada,
yakni
titilaras ciptaan R.M. Machjar Angga Koesoemadinata untuk karawitan sunda
(1916).
Titilaras
berwujud angka 1 2 3 4 5 6 7 I sebagai pengganti nama bilahan gamelan agar
lebih mudah dicatat dan dipelajari, namun dibacanya ji ro lu pat ma nem pi ji.
Tinggi
rendah nada titilaras bagi laras slendro dan pelog berbeda. Pada laras slendro
tingkatan suara untuk tiap nada adalah sarna, setiap satu oktaf dibagi menjadi
5 laras, tetapi pada gamelan laras pelog, tingkatan nada masing-masing bilahan
tidak sama.
Mantap, terimakasih!
BalasHapus