Keberadaan bangsa Indonesia tidak lahir
begitu saja, namun lewat proses panjang dengan berbagai hambatan dan rintangan.
Kepribadian, jati diri serta identitas nasioanl Indonesia dapat dilacak dari
sejarah terbentuknya bangsa Indonesia dari zaman kerajaan Kutai, Sriwijaya
serta kerajaankerajaan lain sebelum kolonialisme dan imperialisme masuk ke
Indonesia.
Nilai-nilai Pancasila sudah ada pada zaman
itu, tidak hanya pada era kolonial atau pasca kolonial. Proses terbentuknya
nasionalisme yang berakar pada budaya ini menurut Mohammad Yamin diistilahkan
sebagai fase nasionalisme lama (Kaelan, 2007: 52).
Pembentukan nasionalisme modern menurut Yamin
dirintis oleh para tokoh pejuang kemerdekaan dimulai dari tahun 1908 berdirinya
organisasi pergerakan Budi Utomo, kemudian dicetuskannya Sumpah Pemuda pada
tahun 1928. Perjuangan terus bergulir hingga mencapai titik kulminasinya pada
tanggal 17 Agustus 1945 sebagai tonggak berdirinya negara Republik Indonesia
(Kaelan, 2007: 53). Indonesia adalah negara yang terdiri atas banyak pulau,
suku, agama, budaya maupun bahasa, sehingga diperlukan satu pengikat untuk
menyatukan keragaman tersebut. Nasionalisme menjadi syarat mutlak bagi
pembentukan identitas bangsa
1. Peristiwa proses berbangsa
Salah satu perkataan Soekarno yang sangat
terkenal adalah ‘jas merah’ yang maknanya jangan sampai melupakan sejarah.
Sejarah akan membuat seseorang hati-hati dan bijaksana. Orang berati-hati untuk
tidak melakukan kesalahan yang dilakukan pada masa lalu. Orang menjadi
bijaksana karena mampu membuat perencanaan ke depan dengan seksama.
Dengan belajar sejarah kita juga mengerti
posisi kita saat ini bahwa ada perjalanan panjang sebelum keberadaan kita
sekarang dan mengerti sebenarnya siapa kita sebenarnya, siapa nenek moyang
kita, bagaimana karakter mereka, apa yang mereka cita-citakan selama ini.
Sejarah adalah ibarat spion kendaraan yang digunakan untuk mengerti keadaan di
belakang kita, namun demikian kita tidak boleh terpaku dalam melihat ke
belakang. Masa lalu yang tragis bisa jadi mengurangi semangat kita untuk maju.
Peristiwa tragis yang pernah dialami oleh bangsa ini adalah penjajahan yang
terjadi berabad-abad, sehingga menciptakan watak bangsa yang minder wardeh
(kehilangan kepercayaan diri). Peristiwa tersebut hendaknya menjadi pemicu
untuk mengejar ketertinggalan dan berusaha lebih maju dari negara yang dulu
pernah menjajah kita. Proses berbangsa dapat dilihat dari rangkaian peristiwa
berikut:
a. Prasasti Kedukan Bukit. Prasasti ini berbahasa Melayu
Kuno dan berhuruf Pallawa, bertuliskan “marvuat vanua Sriwijaya siddhayatra
subhiksa, yang artinya kurang lebih adalah membentuk negara Sriwijaya yang
jaya, adil, makmur, sejahtera dan sentosa. Prasasti ini berada di bukit
Siguntang dekat dengan Palembang yang bertarikh syaka 605 atau 683 Masehi.
Kerajaan Sriwijaya yang dipimpin oleh wangsa Syailendra ini merupakan kerajaan
maritim yang memiliki kekuatan laut yang handal dan disegani pada zamannya.
Bukan hanya kekuatan maritimnya yang terkenal, Sriwijaya juga sudah
mengembangkan pendidikan agama dengan didirikannya Universitas Agama Budha yang
terkenal di kawasan Asia (Bakry, 2009: 88)
b. Kerajaan Majapahit (1293-1525). Kalau Sriwijaya sistem
pemerintahnnya dikenal dengan sistem ke-datu-an, maka Majapahit dikenal dengan
sistem keprabuan. Kerajaan ini berpusat di Jawa Timur di bawah pimpinan dinasti
Rajasa, dan raja yang paling terkenal adalah Brawijaya. Majapahit mencapai
keemasan pada pemerintahan Raja Hayam Wuruk dengan Mahapatih Gadjah Mada yang
tekenal dengan sumpah Palapa. Sumpah tersebut dia ucapkan dalam sidang Ratu dan
Menteri-menteri di paseban Keprabuan Majapahit pada tahun 1331 yang berbumyi:
“Saya baru akan berhenti berpuasa makan palapa, jikalau seluruh Nusantara
takluk di bawah kekuasaan negara, jikalau Gurun, Seram, Tanjungpura, Haru,
Pahang, Dempo, Bali, Sunda, Palembang dan Tumasik sudah dikalahkan” (Bakry,
2009: 89).
c. Berdirinya organisasi massa bernama Budi Utomo oleh
Sutomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang menjadi pelopor berdirinya
organisasi-organisasi pergerakan nasional yang lain di belakang hari. Di
belakang Sutomo ada dr. Wahidin Sudirohusodo yang selalu membangkitkan motivasi
dan kesadaran berbangsa terutama kepada para mahasiswa STOVIA (School tot
Opleiding van Indische Artsen). Budi Utomo adalah gerakan sosio kultural yang
merupakan awal pergerakan nasional yang merintis kebangkitan nasional menuju
cita-cita Indonesia merdeka (Bakry, 2009: 89)
d. Sumpah Pemuda yang diikrarkan oleh para pemuda pelopor
persatuan bangsa Indonesia dalam Kongres Pemuda di Jakarta pada 28 Oktober
1928. Ikrar tersebut berbunyi: Pertama : Kami putra dan puteri Indonesia mengaku
berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia Kedua : Kami putra dan puteri Indonesia
mengaku bertanah air yang satu, Tumpah Darah Indonesia. Ketiga : Kami putra dan
puteri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.
2. Peristiwa proses bernegara
Proses bernegara merupakan kehendak untuk
melepaskan diri dari penjajahan, mengandung upaya memiliki kemerdekaan untuk
mengatur negaranya sendiri secara berdaulat tidak dibawah cengkeraman dan
kendali bangsa lain. Dua peristiwa penting dalam proses bernegara adalah
sidang-sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) dan sidang-sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
a. Pemerintah Jepang berjanji akan memberikan kemerdekaan
kepada bangsa Indonesia pada tanggal 24 Agustus 1945. Janji itu disampaikan
oleh Perdana menteri Jepang Jenderal Kunaiki Koisu (Pengganti Perdana Menteri
Tojo) dalam Sidang Teikuku Gikoi (Parlemen Jepang). Realisasi dari janji itu
maka dibentuklah BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia) pada 29 April 1945 dan dilantik pada 28 Mei 1945 yang diketuai oleh
Dr. KRT. Radjiman Wedyodiningrat. Peristiwa inilah yang menjadi tonggak pertama
proses Indonesia menjadi negara. Pada sidang ini mulai dirumuskan syarat-syarat
yang diperlukan untuk mendirikan negara yang merdeka (Bakry, 2009: 91).
b. Pembentukan PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia) setelah sebelumnya membubarkan BPUPKI pada 9 Agustus 1945. Ketua
PPKI adalah Ir. Soekarno dan wakil ketua adalah Drs. Moh. Hatta. Badan yang
mula-mula buatan Jepang untuk memersiapkan kemerdekaan Indonesia, setelah
Jepang takluk pada Sekutu dan setelah diproklamirkan Kemerdekaan Indonesia,
maka badan ini mempunyai sifat ‘Badan Nasional’ yang mewakili seluruh bangsa
Indonesia. Dengan penyerahan Jepang pada sekutu maka janji Jepang tidak
terpenuhi, sehingga bangsa Indonesia dapat memproklamirkan diri menjadi negara
yang merdeka.
c. Proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 dan
penetapan Undang undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada sidang
PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Peristiwa ini merupakan momentum yang paling
penting dan bersejarah karena merupakan titik balik dari negara yang terjajah
menjadi negara yang merdeka.
Belum ada tanggapan untuk "Proses Terjadinya Bangsa dan Negara Indonesia"
Posting Komentar