Asam
hipoklorit (HOCl) sendiri tidak stabil tetapi banyak garam-garamnya lebih
stabil. Dalam larutan, garam-garam ini berdisosiasi untuk membentuk OCl- yang
bertanggung jawab untuk sifat-sifat bakterisidal dari hipoklorit.
Garam
yang paling banyak digunakan adalah NaOCl yang tersedia dalam bentuk komersial
sebagai cairan pekat mengandung 10-14% khlorin. Bila cairan/larutan pekat ini
diencerkan dengan air suling (1:1atau 1:9) maka kdar khlorin (available
chlorine) akan turun lebih lambat selama penyimpanan (Hoffman et al 1981).
Yang
juga banyak digunakan adalah CaO(Cl2) yang terdapat dalam bubuk dan mengandung
30% available chlorine. Dalam bentuk yang lebih encer larutan-larutan NaOCl
banyak digunakan dalam industri pangan sebagai desinfektan umum dalam sistem
CIP; arutan harus dipersiapkan segara dan ditangani hati-hati karena sifatnya
yang dapat mengiritasi kulit.
Dalam
formulasi komersial kadang-kadang ditambahkan surfaktan dan stabilizer, untuk membantu
kemampuan membasahkan dan penetrasi; dan untuk memperbaiki aktivitas selama
penyimpanan. Larutan-larutan hipoklorit harus selalu disimpan dalam wadah gelap
atau dalam wadah yang opak; stabilitas juga akan meningkat bila digunakan suhu
dingin.
Larutan
akan lebih stabil di atas pH 9.5 sedangkan aktivitas germisidal maksimal di
antara pH 4 dan pH 5; pada pH 5 efek korosi juga maksimal. Oleh karena masalah
korosi, larutan pH 10-11 digunakan dan suhu operasi dipertahankan relatif
rendah karena pada suhu lebih tinggi akan terjadi korosi dan hilangnya stabilitas
desinfektan.
Konsentrasi
penggunaan bervariasi antara 50 dan 200 ppm available chlorine dan waktu kontak
antara 3 dan 30 menit; perlu diingat bahwa dalam setiap keadaan spesifik,
konsentrasi minimum dan waktu yang dibutuhkan untuk mematikan mikroorganisme
harus digunakan dengan tujuan untuk menghindarkan kemungkinan korosi permukaan-permukaan
yang peka.
Belum ada tanggapan untuk "Jenis Garam yang Paling Banyak Digunakan yang Mengandung Khlorin"
Posting Komentar