Dengan
sayembara itu, diharapkan bentuk tugu yang dibangun benar-benar bisa menunjukan
kepribadian bangsa Indonesia bertiga dimensi, tidak rata, tugu yang menjulang
tinggi ke langit, dibuat dari beton dan besi serta batu pualam yang tahan
gempa, tahan kritikan jaman sedikitnya seribu tahun serta dapat menghasilkan
karya budaya yang menimbulkan semangat kepahlawanan.
Oleh
Tim Yuri, pesan harapan itu dijadikan sebagai kriteria penilaian yang kemudian
dirinci menjadi lima kriteria meliputi harus memenuhi ketentuan apa yang
dinamakan Nasional, menggambarkan dinamika dan berisi kepribadian Indonesia
serta mencerminkan cita-cita bangsa.
Melambangkan
dan menggambarkan “api yang berkobar” di dalam dada bangsa Indonesia,
menggambarkan hal yang sebenarnya bergerak meski tersusun dari benda mati, dan
tugu harus dibangun dari benda-benda yang tidak cepat berubah dan tahan
berabad-abad.
Namun,
dua kali sayembara digelar, tidak ada rancangan yang memenuhi seluruh kriteria
yang ditetapkan panitia. Akhirnya, ketua Tim Yuri menunjuk beberapa arsitek
ternama yaitu Soedarsono dan Ir F Silaban untuk menggambar rencana tugu Monas.
Keduanya arsitek itu sepakat membuat gambarnya sendiri-sendiri yang selanjutnya
diajukan ke ketua Tim Yuri (Presiden Soekarno), dan ketua memilih gambar yang
dibuat Soedarsono.
Belum ada tanggapan untuk "Arti Dan Tujuan dari Beberapa Tugu Monas Di Indonesia"
Posting Komentar