Informasiuntukumum
- Di Arabia timbul suatu aliran Wahabiyah, yang mempunyai pengaruh pada
pemikiran pembaharuan di abad ke-19. Pencetusnya ialah Muhammad bin Abdul Wahab
(1703-1787) yang lahir di Uyainah, Nejd, Arab Saudi.
Setelah
menyelesaikan pelajarannya di Madinah ia pergi merantau ke Basrah dan tinggal
di kota ini selama empat tahun. Selanjutnya ia pindah ke Bagdad dan di sini ia
menikah dengan seorang wanita kaya.
Lima
tahun kemudian, setelah istrinya meninggal dunia, ia pindah ke Kurdistan,
selanjutnya ke Hamdan, dan ke Isfahan. Di Kota Isfahan, ia sempat mempelajari
filsafat dan tasawuf.
Setelah
bertahun-tahun merantau, ia akhirnya kembali ke tempat kelahirannya di Nejed.
Pemikiran
yang dicetuskan Muhammad bin Abd Wahab untuk memperbaiki kedudukan umat Islam
timbul bukan sebagai reaksi terhadap suasana politik seperti yang terdapat di
Kerajaan Utsmani dan Kerajaan Mughal, tetapi sebagai reaksi terhadap paham
tauhid yang terdapat di kalangan umat Islam di waktu itu.
Kemurnian
paham tauhid mereka telah dirusak oleh ajaran-ajaran tarekat yang semenjak abad
ketiga belas memang tersebar luas di dunia Islam.
Soal
tauhid memang merupakan ajaran paling dasar dalam Islam. Oleh karena itu, tidak
mengherankan kalau Muhammad bin Abd Wahhab memusatkan perhatian pada soal ini.
Ia
berpendapat seperti berikut.
a.
Yang
boleh dan harus disembah hanyalah Allah Swt., dan orang yang menyembah selain
Allah Swt. telah menjadi musyrik dan boleh dibunuh.
b.
Kebanyakan
orang Islam bukan lagi penganut paham tauhid yang sebenarnya karena mereka
meminta pertolongan bukan lagi dari Allah, tetapi dari syekh atau wali dari
kekuatan gaib. Orang Islam demikian juga telah menjadi musyrik.
c.
Menyebut
nama nabi, syekh, atau malaikat sebagai perantara dalam doa juga merupakan
syirik.
d.
Meminta
syafa’at selain dari kepada Allah Swt. adalah juga syirik.
e.
Bernazar
kepada selain dari Allah Swt. juga syirik.
f.
Memperoleh
pengetahuan selain dari al-Qur’an, hadis dan qias (analogi) merupakan
kekufuran.
g.
Tidak
percaya kepada qada dan qadar Allah Swt. juga merupakan kekufuran.
h.
Demikian
pula menafsirkan al-Qur’an dengan ta’w³l (interpretasi bebas) adalah kufur.
Pemikiran-pemikiran
Muhammad bin Abd Wahhab yang mempunyai pengaruh pada perkembangan pemikiran
pembaharuan di abad ke-19
antara
lain seperti berikut.
a.
Hanya al-Qur’an dan hadislah yang merupakan sumber asli dari ajaran-ajaran
Islam. Pendapat ulama tidak merupakan sumber.
b.
Taklid kepada ulama tidak dibenarkan.
c.
Pintu ijtihad terbuka dan tidak tertutup.
Belum ada tanggapan untuk "Pendapat Muhammad bin Abdul Wahab Soal Tauhid"
Posting Komentar