Informasiuntukumum
- Ziarah artinya berkunjung, kubur artinya kuburan. Ziarah kubur artinya
berkunjung ke kuburan. Awalnya Rasulullah saw.
melarang
umat Islam untuk berziarah kubur karena dikhawatirkan akan melakukan sesuatu
hal yang tidak baik, misalnya menangis di atas kuburan, bersedih, meratapi,
bahkan yang lebih bahaya adalah mengultuskan mayat yang ada di kuburan.
Akan
tetapi, karena mengingat mati itu penting, dan di antara mengingat mati adalah
ziarah kubur, Rasulullah saw. menganjurkan berziarah dengan tujuan untuk
mengingat mati.
Rasulullah
saw. bersabda:
Artinya:
“Dari Abdullah bin Buraidah berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Aku pernah
melarang kalian berziarah kubur, maka sekarang berziarahlah kalian ke kubur.”
(HR. Nasa’i)
Di
antara hikmah dari ziarah kubur ini antara lain seperti berikut.
1.
Mengingat kematian.
2.
Dapat bersikap zuhud (menjauhkan diri dari sifat keduniawian).
3.
Selalu ingin berbuat baik sebagai bekal kelak di alam kubur dan hari akhir.
4.
Mendoakan si mayat yang muslim agar diampuni dosanya dan diberi kesejahteraan
di akhirat.
Apabila
kita mau berziarah kubur, sebaiknya perhatikan adab atau etika berziarah kubur,
yaitu seperti berikut.
1.
Ketika mau berziarah, niatkan dengan ikhlas karena Allah Swt., tunduk hati dan
merasa diawasi oleh Allah Swt.
2.
Sesampai di pintu kuburan, ucapkan salam sebagaimana yang diajarkan oleh
Rasulullah saw.:
Artinya:
“Keselamatan semoga tetap bagimu wahai ahli kubur dan Insya Allah kami akan
bertemu dengan kamu semua.” (HR. Tarmidy)
3.
Tidak banyak bicara mengenai urusan dunia di atas kuburan.
4.
Berdoa untuk ampunan dan kesejahteraan si mayat di alam barzah dan akhirat
kelak.
5.
Diusahakan tidak berjalan melangkahi kuburan atau menduduki nisan (tanda
kuburan).
Menerapkan
Perilaku Mulia Menerapkan Perilaku Mulia Kita sebagai muslim harus peduli
dengan orang lain, terutama yang berada di sekitar kita.
Ketika
ada orang yang meninggal atau musibah lainnya, selayaknya kita harus memperlihatkan
perilaku-perilaku mulia.
Perilaku
mulia yang dimaksud antara lain seperti berikut.
1.
Segera
mengunjungi keluarga yang terkena musibah, mendoakan mayat, mengucapkan turut
berduka kepada keluarga yang ditinggalkan.
2.
Membantu
persiapan pengurusan jenazah seperti memandikan, mengafani, menyalati, dan
menguburkan.
3.
Memberikan
bantuan kepada keluarga korban untuk memperingan bebannya sesuai kemampuan
kita.
4.
Menghibur
keluarga korban dengan ungkapan-ungkapan optimistis dan nasihat tentang
kesabaran dan ketabahan.
Malaikat
Izrail Berkunjung ke Rumah Rasulullah saw.
Pada
suatu saat, terdengar seseorang berseru mengucapkan salam. “Bolehkah saya
masuk?” tanyanya.
Fatimah
menyahutnya: “Maafkanlah, ayahku sedang demam,” kata Fatimah sambil menutup
pintu. Kemudian, ia kembali menemani ayahnya.
“Siapakah
itu, wahai anakku?”
“Tak
tahu, ayahku, sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,” tutur Fatimah lembut.
Lalu,
Rasulullah saw. menatap putrinya. “Ketahuilah anakku, dialah malaikatul maut,”
kata Rasulullah saw.
Malaikat
maut datang, Rasulullah saw. menanyakan kenapa Jibril tidak ikut.
Kemudian,
dipanggillah Jibril dan Rasulullah saw. bertanya kepadanya: “Jibril, jelaskan
apa hakku nanti di hadapan Allah?” tanya Rasululllah dengan suara lemah.
“Pintu-pintu
langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka
lebar menanti kedatanganmu, ya, Rasul,” kata Jibril.
Tapi,
itu ternyata tidak membuat Rasulullah saw. lega, matanya masih penuh kecemasan.
“Engkau tidak senang mendengar kabar ini?” tanya Jibril lagi.
“Kabarkan
kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?”
“Jangan
khawatir, wahai Rasul!Aku pernah mendengarAllahberfirman kepadaku:
“Kuharamkan
surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,” kata Jibril.
Detik-detik
makin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah saw.
ditarik. Tampak seluruh tubuh Rasulullah saw. bersimbah peluh, urat-urat
lehernya menegang.
“Jibril,
betapa sakit sakaratul maut ini.” Perlahan Rasulullah saw. mengaduh. Fatimah
terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk makin dalam dan Jibril memalingkan
muka.
“Jijikkah
kau melihatku, hingga kaupalingkan wajahmu, Jibril?” tanya Rasulullah saw. pada
malaikat pengantar wahyu itu.
“Siapakah
yang sanggup melihat kekasih Allah direnggut ajal,” kata Jibril.
Sebentar
kemudian terdengar Rasulullah saw. mengaduh karena sakit yang tidak tertahankan
lagi. “Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini
kepadaku, jangan pada umatku.”
Badan
Rasulullah saw. mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.
Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu.
Ali
segera mendekatkan telinganya. “U.³kum bi .alati, wa ma malakat aimanukum!”
“Peliharalah .alat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.”
Di
luar pintu, tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Ali
kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah saw. yang mulai kebiruan.
“Ummat³,
ummat³, ummat³” - “Umatku, umatku, umatku” dan, berakhirlah hidup manusia mulia
yang memberi sinaran itu.
(Kisah-kisah-teladan-Rasulullah
saw.-dan- para-sahabat)
Belum ada tanggapan untuk "Arti Pengertian Ziarah Kubur "
Posting Komentar